Saturday, October 27, 2007

paremono

diambil dari Kedaulatan Rakyat online
GARA-GARA BEREBUT AIR IRIGASI; Adik Bunuh Kakak Kandung
26/10/2007 10:22:48

MAGELANG (KR) - Gara-gara berebut air irigasi, seorang adik tega menganiaya kakak kandungnya sendiri hingga tewas. Korban bernama Supoyo (68), warga Trojayan, RT 01 Rw 03, Desa Parimono, Kecamatan Mungkid, Magelang. Sementara pelaku adalah Rus (51), yang merupakan adik korban.
Dari informasi yang berhasil dihimpun KR Kamis (25/10), kejadian berawal sekitar pukul 20.00 Rabu (24/10) malam. Saat itu, keduanya berniat mengairi lahan pertaniannya yang berada tak jauh dari rumah mereka. Namun entah disengaja atau tidak, pelaku melihat kakaknya tidak mengalirkan air irigasi itu ke lahan pertaniannya.
Melihat hal itu, pelaku menegur korban. Dan tidak beberapa lama kemudian, terjadilah cekcok di antara mereka. Karena tidak ada yang mengalah, pelaku pergi. Namun sesaat kemudian, ia kembali lagi dengan membawa sebatang kayu. Sesampainya di tempat kakaknya, tanpa basa-basi pelaku mengayunkan kayu ke kepala kakaknya. Mendapat serangan mendadak, korban tidak sempat menghindar. Akibatnya, korban tersungkur dengan darah mengucur dari kepalanya.
Tidak beberapa lama, sejumlah warga datang untuk melakukan pertolongan dengan membawa korban ke Rumah Sakit Umum (RSU) Muntilan. Namun setelah mendapat perawatan intensif di RSU, Kamis siang sekitar pukul 13.00 korban meninggal.
Dari keterangan salah seorang petugas RSU yang tidak mau disebut namanya, diketahui penyebab meninggalnya korban adalah luka sobek di bagian kepala kanan atas dan bawah.
Kapolsek Mungkid AKP I Gede Suarti yang dihubungi KR membenarkan adanya kejadian itu. ”Memang benar, kami baru saja menangani kasus penganiayaan. Saat ini, pelaku sudah kami amankan. Hasil penyelidikan sementara, penyebab penganiayaan itu karena perebutan air irigasi,” ujarnya. (R-8)-



paremono...
yang kalo di search engine google tidak nampilin apapun, kalo ada paling juga info ga penting :(
desa yang kucinta itu, minggu lalu bergolak.
damainya hingga kadang membuatku bosan dan kesepian kalo kelamaan pulang ke rumah ortu terkoyak oleh berita pembunuhan kakak-adik.
hebohnya kampung paling maksimal hanya sebatas kriminal maling ternak, atau juga pemulung yang maling jemuran. which is pelakunya adalah orang luar.
mengetahui berita terbaru dari harian lokal, sms teman & keluarga aku speechless !
kok bisa kejadian....biasanya itu kejadian di tempat lain, bukan di paremono, sumpah aku ga rela!
meski berita itu membuat paremono menjadi sedikit terkenal :(
orang yang berbunuhan itu, ku kenal nama dan profilnya. Pak Koyo, Pak Gok..sedemikian familiar dengan paremono...orangnya sangat paremono dan njawani sekali.

mungkinkah beningnya air mampu mengalahkan kentalnya darah yang mengaliri dari keluarga yang sama?
pertanyaan besarnya adalah, gimana hidup setelah pertumpahan darah itu. yang meninggal enak sudah cuci tangan dari hidup keluarganya, yg membunuh sudah mendekam di penjara...lalu gimana penghidupan anak istri, bude dan bulik serta anak-anak mereka yang sepupuan? Astaghfirullah.
siapa yang menggarap sawah, siapa yang tega bersisian hidup dengan pembunuh ayahnya yang adalah pakliknya sendiri?
semoga saja ini adalah kasus terakhir, semoga kelak paremono tercantum jd headline di suratkabar manapun karena prestasi dan kabar baiknya.
semoga hidup paremono menjadi lebih mudah,
hingga leluhur yang dulu mendirikannya bisa tersenyum bangga melihat keturunannya hidup sejahtera...
amin

1 comment:

Anonymous said...

Amiiiinnnn,
seuatu saat itu akan terjadi. Pertama yang harus dilakukan adalah memanggil semua anak muda yang pergi merantau, Ya satu-satunya cara dengan penyediaan lapangan kerja di paremono. Dengan begitu,,,, z gampangannya mbangun desa.... yo ra????